Minggu, 14 April 2013

PENERAPAN  MODEL PEMBELAJARAN MIND MAP
DALAM  MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI 
A
 
DI di MAN YOGYAKARTA III
(Maryanta ,S.Pd.)
            pa sebenarnya yang kita harapkan dari sebuah proses pembelajaran ? Tentu adanya  perubahan sikap dan pengetahuan dari peserta didik setelah proses pembelajaran terjadi. Proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase yakni :
a) Informasi
Setiap belajar kita memperoleh, menambah, memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya
b) Transformasi
Informasi yang diperoleh harus dianalisis dan ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
c) Evaluasi
Pengetahuan yang kita peroleh dan ditransformasikan itu kemudian dievaluasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Beberapa indikator rendahnya  kualitas proses pembelajaran antara lain : (a) kurangnya konsentrasi dalam pembelajaran yang ditandai sewaktu proses belajar dengan berbicara sendiri, saat proses pembelajaran bermain handphone, bahkan meletakkan kepala di atas meja, (b) motivasi membaca, dan mencatat buku masih rendah. Kondisi proses yang demikian tentu akan menghasilkan hasil/output yang tidak maksimal ini buktinya  setelah proses pembelajaranm peserta diberi pertanyan-pertanyaan (bahan evaluasi) ternyata jawabannya “lupa”.
Seperti yang dikutip dari pernyataan salah seorang pemerhati pendidikan (R.Teti,2008; 1) sebagai berikut bahwa mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan dalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalam memori, tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan. Umumnya peserta didik membuat catatan secara tradisional dalam bentuk tulisan  yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan.
 Permasalahan “ Bagaimana cara mencatat materi pembelajaran dengan Mind Map (peta konsep) ?”.  Menurut Porter & Hernacki (2008:152-159) :
Mind Map juga dapat disebut dengan peta pemikiran. Mind Map merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Mind Map menggunakan pengingat pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau Mind Map  pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak.

 Sarana dan prasarana untuk  membuat Mind Mapping adalah : (a). kertas kosong tak bergaris, (b) Pena dan pensil warn, (c) otak, (d) Imajinasi. Cara membuat Mind Map menurut Buzan (2009:15-16)  adalah:
1) Mulailah dari tengah kertas kosong.
2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama.
3) Gunakan berbagai warna.
4) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat.
5) Buatlah garis hubung yang melengkung.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
7) Gunakan gambar.

Contoh Mind Mapping dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

 
 









               





 Gambar 1.  Contoh  Mind Map
( Sumber Buku Pintar Mind Map )

Penerapan  Model Pembelajaran  Mind Map. Aplikasi Mind Mapping dalam pembelajaran  terdapat empat langkah yang harus dilakukan  yaitu:
a) Overview:
 Guru pada tahap ini menyampaikan gambaran  menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada peserta didik tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan biasanya sudah ada dalam SKL/KD/silabus. Dengan demikian, sejak awal peserta didik sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi peserta didik yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
b) Preview
Tinjauan awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari silabus. Peserta didik diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai subtopik materi lebih detail 
c) Inview
Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran(eksplorasi), yaitu suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, peserta didik diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu peserta didik dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.Pada tahap ini guru membentuk kelompok yang amggotanya terdiri 3-5 orang. Dan membagikan kertas kosong  dan spidol berwarna. Tiap kelompok mengiventaris atau emncatat akternatif jawaban hasil membaca dan diskusi antar anggota kelompok(elabotasi)
d) Review(konfirmasi)
Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh peserta didik. Hal ini akan dapat membantu peserta didik untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan. Pada akhir pembelajaran guru  melakukan penilaian terhadap peserta didik  untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan akademik.
(April 2013 : maryantaman3 @gmail.com )