PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAP
DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI
|
(Maryanta
,S.Pd.)
pa
sebenarnya yang kita harapkan dari sebuah proses pembelajaran ? Tentu adanya perubahan sikap dan pengetahuan dari peserta
didik setelah proses pembelajaran terjadi. Proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga
fase yakni :
a)
Informasi
Setiap
belajar kita memperoleh, menambah, memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi
yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya
b)
Transformasi
Informasi
yang diperoleh harus dianalisis dan ditransformasikan ke dalam bentuk yang
lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih
luas.
c)
Evaluasi
Pengetahuan yang
kita peroleh dan ditransformasikan itu kemudian dievaluasi sehingga dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Beberapa indikator rendahnya kualitas proses pembelajaran antara lain : (a)
kurangnya konsentrasi dalam pembelajaran yang ditandai sewaktu proses belajar
dengan berbicara sendiri, saat proses pembelajaran bermain handphone, bahkan
meletakkan kepala di atas meja, (b) motivasi membaca, dan mencatat buku masih
rendah. Kondisi proses yang demikian tentu akan menghasilkan hasil/output yang
tidak maksimal ini buktinya setelah
proses pembelajaranm peserta diberi pertanyan-pertanyaan (bahan evaluasi)
ternyata jawabannya “lupa”.
Seperti yang dikutip dari
pernyataan salah seorang pemerhati pendidikan (R.Teti,2008; 1) sebagai berikut
bahwa mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat otak
manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Tujuan pencatatan dalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalam
memori, tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya mampu mengingat
sebagian kecil materi yang diajarkan. Umumnya peserta didik membuat catatan
secara tradisional dalam bentuk tulisan
yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat
monoton dan membosankan.
Permasalahan “ Bagaimana cara
mencatat materi pembelajaran dengan Mind Map (peta konsep) ?”. Menurut
Porter & Hernacki (2008:152-159) :
Mind Map juga dapat
disebut dengan peta pemikiran. Mind
Map
merupakan
metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Mind Map menggunakan pengingat pengingat visual dan sensorik
dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau Mind Map pada dasarnya menggunakan citra visual
dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak.
Sarana dan prasarana untuk membuat Mind Mapping adalah : (a). kertas
kosong tak bergaris, (b) Pena dan pensil warn, (c) otak, (d) Imajinasi. Cara membuat
Mind
Map menurut Buzan (2009:15-16) adalah:
1) Mulailah dari tengah kertas kosong.
2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide
utama.
3) Gunakan berbagai warna.
4) Hubungan cabang-cabang utama ke
gambar pusat.
5) Buatlah garis hubung yang melengkung.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap
garis.
7) Gunakan gambar.
Contoh
Mind Mapping dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
|
Gambar 1. Contoh Mind
Map
( Sumber Buku
Pintar Mind Map )
Penerapan Model Pembelajaran Mind
Map. Aplikasi Mind Mapping dalam pembelajaran terdapat empat langkah yang harus
dilakukan yaitu:
a) Overview:
Guru pada tahap ini menyampaikan gambaran menyeluruh terhadap suatu topik pada saat
proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum
kepada peserta didik tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan
pertama pada setiap awal semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk
membuat Master Mind Map yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang
akan diajarkan biasanya sudah ada dalam SKL/KD/silabus. Dengan demikian, sejak
awal peserta didik sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya
sehingga membuka peluang bagi peserta didik yang aktif untuk mempelajarinya
lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
b) Preview
Tinjauan
awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang
diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa
penjabaran lebih lanjut dari silabus. Peserta didik diharapkan telah memiliki pengetahuan
awal yang cukup mengenai subtopik materi lebih detail
c) Inview
Tinjauan
mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran(eksplorasi),
yaitu suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview
ini, peserta didik diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus
penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu peserta didik dalam
memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.Pada tahap ini guru membentuk
kelompok yang amggotanya terdiri 3-5 orang. Dan membagikan kertas kosong dan spidol berwarna. Tiap kelompok
mengiventaris atau emncatat akternatif jawaban hasil membaca dan diskusi antar
anggota kelompok(elabotasi)
d) Review(konfirmasi)
Tinjauan
ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari
bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus
penting yang harus diingat atau dikuasai oleh peserta didik. Hal ini akan dapat
membantu peserta didik untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang
diajarkan. Pada akhir pembelajaran guru
melakukan penilaian terhadap peserta didik untuk mengetahui pemahaman konsep dan
kemampuan akademik.
(April 2013 :
maryantaman3 @gmail.com )